1 Desember 2021 YAI (Yayasan Arkom Indonesia) mendapat penghargaan sebagai juara ke III dari lembaga internasional UN Habitat atas kolaborasi dan pendampingannya membangun hunian bersama para Peyintas Tsunami Palu 2018. Juara ini diperoleh setelah lepas seleksi dari 140 negara. Penghargaan ini adalah pernghargaan bagi semua pihak yang terlibat dalam pemulihan permukiman masyarakat penyintas di Mamboro Ikan Palu Sulawesi Selatan atas kerja kerasnya.
Dalam pemulihan ini YAI menfasilitasi dan berkolaborasi dengan banyak pihak sehingga bisa meringankan sebagian kecil dari permasalahan Penyintas di Palu. Dalam proses pemulihan YAI membuka lembaran baru tentang banyak aspek:
Pertama, YAI menempatkan para penyintas sebagai pelaku utama dalam proses pemulihan kehidupan dan sekaligus keterlibatan perempuan sepenuhnya. Seluruh warga bersama-sama mengembangkan impian masa depan dengan menuangkan dalam gambar-gambar yang dibuat sendiri. Model ini dikenal dengan nama GALS (gender action learning system). Dalam pelaksanaan GALS semua anggota keluarga terlibat menuangkan gagasan, impianya dan cara mewujudkannya. Impian pribadi digabung menjadi impian bersama sebagai impian kampung masa depan.
Langkah selanjutnya impian diwujudkan dalam bentuk rancangan gambar dan maket oleh para peserta GALS (kebanyakan para ibu rumah tangga, para laki-laki sibuk dengan kegiatan mencari nafkah). Untuk mewujudkan impiannya para ibu menyusun kepanitiaan dengan tugasnya masing-masing. Hasil kerja panitia dikoordinasikan terus menerus sehingga hampir setiap hari para ibu rapat membahas impian masa depannya. Setelah system manageman pembangunan disepakati, lokasi kampung hunian baru disepakati dan dibeli selanjutnya panitia menghubungi pemerintah untuk membangun rumah dan rumah akan dibangun dengan material RISHA dan kayu oleh warga bukan oleh pemborong.
Pemulihan pasca bencana dengan biaya dari pemerintah dan dikerjakan oleh Penyintas belum pernah dilakukan. Setiap saat perwakilan warga datang dan melaporkan perkembangan persiapannya: Telah menyepakati system managemen pembangunan, telah berhasil membeli tanah, telah belajar mencetak RISHA dan tersertifikasi dengan bimbingan dari Kementrian PUPR, telah membuat perencanaan kawasan dan telah mendesain rumah yang akan dibangun. Pemerintah menyetujui, seluruh warga bersukacita dan membuat rekening di bank daerah atas nama pribadi sebagai pemenuhan persyaratannya.
Kedua, YAI dan warga Penyintas berkolaborasi dengan banyak pihak. Setelah pemerintah meyetujui pembangunan segera dimulai. Tanggal 5 Februari 2020 peletakan batu pertama dilakukan oleh Walikota Palu Bapak Drs. Hidayat M.Si., dan dihadiri oleh banyak pihak diantaranya adalah warga penyintas dari kampung Wani Dua, Kampung Tompe kabupaten Donggala dan warga sekitar Mamboro Ikan. Untuk mempercepat proses penyelesaian pembangunan YAI dan warga berkolaborasi dengan Korem 132 Tadulako Palu untuk mendirikan RISHA, Yayasan Sheep Indonesia untuk pengadaan air bersih, BPBD Kota Palu untuk penghijaun, Kotaku kota Palu untuk jalan kampung dan penerangan oleh PLN.
Ketiga dalam menjaga keberlanjutan dan mewujudkan kampung impian warga melanjutkan kepanitiaan pembangunan menjadi kelompok menabung. Kelompok ini diurus oleh para ibu. Mereka menamai kelompok Mosinggani Mamboro. Salah satu kegiatan para ibu ini sekarang menyemangati dan sering berbagi pengalaman dengan warga penyintas di Tompe dan kampung Wani Dua. ***