Arkomindonesia

Menjelajahi Kekayaan Kotagede Melalui Jagalan Tlisih

Pada Kamis (06/07/2023) Arkom Indonesia bersama dengan 18 mahasiswa prodi Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta dan 23 mahasiswa Queensland University, Australia mengadakan field trip menuju desa Jagalan, Kotagede. Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian agenda Arkom Indonesia yang bertajuk “International Field Course: Exploring Development Complexities Indonesia Program 2023”.

            Kampung Jagalan merupakan sebuah daerah yang secara administratif termasuk dalam Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Desa ini merupakan sentra kerajinan perak yang menyimpan banyak warisan pusaka. Di desa ini terdapat banyak bangunan bersejarah diantaranya Masjid Gedhe Mataram, Kompleks Makam Panembahan Senopati, Sendang Seliran, serta pasar tradisional yang menjadi daya tarik wisatawan dalam negeri maupun manca negara.

            Kegiatan ini berisi pemetaan potensi budaya dan aset daerah yang dibingkai dalam kompleksitas pembangunan kota wisata bernama “Jagalan Tlisih”. Dalam kegiatan ini, para mahasiswa dipandu oleh para abdi dalem keraton berjalan kaki menyusuri gang-gang sempit kampung Jagalan guna melakukan eksplorasi dan pemetaan heritage, serta potensi budaya Kotagede.

            Jagalan Tlisih pertama kali dibentuk atas kerjasama antara Arkom Indonesia, pemuda Karang Taruna Desa Jagalan, dan AirAsia Foundation pada tahun 2015. Mas Ari, selaku ketua Karang Taruna menjelaskan bahwa Kotagede yang sejak dulu merupakan sentra kerajinan perak sempat beberapa kali mengalami kemerosotan akibat krisis moneter di tahun 1998, peristiwa Bom Bali dan gempa Yogya di tahun 2005 dan 2006. Rangkaian peristiwa tersebut menyebabkan jumlah turis yang datang menurun tajam sehingga sangat berdampak pada kondisi ekonomi para pengrajin. Dengan adanya Jagalan Tlisih dan dukungan pendanaan dari AirAsia Foundation, diharapkan para pengrajin perak dapat memamerkan hasil karyanya di penerbangan AirAsia dan mendapatkan pasar baru yang lebih luas.

            Selain itu field trip dengan menelusuri gang-gang sempit, bertujuan untuk mengenalkan pada para mahasiswa agar mengenal lebih dekat kekayaan budaya Desa Jagalan. Para mahasiswa diajak berkeliling untuk melihat-lihat dan berdiskusi dengan pemandu mengenai kekayaan arsitektur tradisional yang ada di Desa Jagalan, diantaranya tentang Limasan, Joglo, Jengki, Indische, dan Kalang. Setelah berkeliling mereka pun diajak untuk berlatih memainkan alat musik tradisional gamelan sebagai penutup kegiatan.

Penulis: Ganggas Prakosa

Editor: ADE Lestari

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *